Borobudur, Indonesia – Dalam upaya merayakan peran luar biasa perempuan dalam agama Buddha, Upacara Penghargaan Outstanding Women in Buddhism Awards (OWBA) 2025 akan diselenggarakan pada 6-10 Maret 2025 di Candi Borobudur, Indonesia. Acara bergengsi ini akan menghormati 21 penerima penghargaan dari 11 negara, termasuk Dra. S. Hartati Murdaya dari Indonesia, yang diwakili oleh Fatmawati dari Majelis Agama Buddha Mahanikaya Indonesia (MBMI).
Penghargaan ini bukan sekadar bukti prestasi para perempuan dalam memajukan ajaran Buddha, tetapi juga merupakan pengakuan global terhadap perannya dalam pemberdayaan perempuan dan perkembangan agama Buddha di Indonesia. Khususnya dalam hal pendidikan, pembangunan tempat ibadah di seluruh Indonesia, dan pemberdayaan perempuan, membangun perdamaian, keadilan, dan kesetaraan melalui prinsip-prinsip agama Buddha.
Berikut adalah daftar penerima penghargaan OWBA 2025 yang berasal dari 11 negara:
- Venerable Ani Choying Drolma (Nepal)
- Bhikkhuni Abhaya Magga Panna (Thailand)
- Bhikkhuni Dr. Thitacarini (Indonesia)
- Bhikkhuni Namo (Thailand)
- Bhikkhuni Nyanapundarika (Indonesia)
- Bhiksuni Shik Chi Huan (Malaysia)
- Dra. S. Hartati Murdaya
- Dhamma Upasika Shalini Vajrachitta (India)
- Laxmi Rai Tamang (Nepal)
- Liu Ruo-yu (Taiwan)
- Lucy Salim (Indonesia)
- Maechee Anothai Waewsiangsang (Thailand)
- Maechee Sitanan Phaentong (Thailand)
- Bhiksuni Tzuyen (Taiwan)
- Motoko Tabata (Jepang)
- Rekha Paul (Inggris Raya)
- Bhikkhuni Dhammakamala (Thailand)
- Usa Lerdsrisuntad (Thailand)
- Bhikkhuni Ng A. Tjio (Indonesia)
- Tsering Palmo (India)
- Khemawati (Nepal)

Dra. S. Hartati Murdaya adalah salah satu tokoh terkemuka dalam komunitas Buddha Indonesia. Kedamaian dan kesejahteraan selalu bergema di hatinya. Dari inisiatif perdamaian antaragama hingga peran dalam pembangunan ekonomi nasional dan penanggulangan bencana, ia telah menyusuri berbagai institusi pemerintahan, istana negara, dan markas militer di Indonesia. Dikutip dari https://iwmcf.net/award/2025/7
Dra. S. Hartati Murdaya menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti Jakarta, serta mengikuti Program Eksekutif di Stanford dan Universitas Nasional Singapura. Sejak tahun 1998 hingga saat ini, ia telah menjadi jembatan perdamaian dan pemahaman bagi umat Buddha di lingkup pemerintahan sebagai Ketua DPP WALUBI (Perwakilan Umat Buddha Indonesia).
Pada tahun 1999, ia mendirikan Yayasan Tzu Chi Buddha Compassion Relief Cabang Indonesia, di mana ia saat ini menjabat sebagai anggota Dewan Kehormatan. Selain itu, pada tahun 1994, ia mendirikan Organisasi Keluarga Intelektual Buddha Indonesia serta Yayasan Kepedulian Sosial Paramita yang berfokus pada kegiatan sosial dan kemanusiaan.
Dra. S. Hartati Murdaya pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat selama lima tahun, anggota Dewan Pertimbangan Presiden selama dua tahun, serta anggota Komite Ekonomi Nasional Indonesia selama dua tahun. Selama 24 tahun, sejak tahun 1999, beliau telah menjadi koordinator utama dalam perayaan Hari Raya Waisak di Candi Borobudur, yang meliputi meditasi, pembacaan doa, perayaan sejarah dan seni, serta pelestarian jejak peradaban Raja Ashoka.


Fatmawati dari majelis MBMI mewakili Dra. S. Hartati Murdaya saat menerima Penghargaan Wanita Berprestasi dalam Agama Buddha (OWBA) 2025 di Borobudur, Jawa Tengah.
Ketekunan dalam Manajemen Bencana dan Kemanusiaan
Dra. S. Hartati Murdaya memiliki peran yang besar daam komunitas Buddha di Indonesia karena kepiawaiannya dalam mengokordinasikan dukungan dari angkatan laut, angkatan udara, dan angkatan darat bersama relawan WALUBI dalam tanggap darurat, manajemen bencana, dan bantuan kemanusiaan. Ia terlibat dalam pendirian dapur umum, unit medis lapangan, serta tindak lanjut ekonomi pascabencana setelah berbagai tragedi kemanusiaan seperti:
- Deportasi pekerja Indonesia dari Malaysia tahun 2002
- Tsunami Aceh tahun 2004
- Banjir Jakarta tahun 2002
- Tsunami Pangandaran tahun 2006
- Gempa bumi Padang tahun 2009
- Letusan Gunung Merapi tahun 2010
- Gempa bumi Lombok tahun 2018
- Gempa bumi Donggala Sulawesi 2018 dan masih banyak kegiatan kemanusiaan lain yang tidak disebut disini
Beliau juga memimpin layanan bakti sosial kesehatan medis bagi ribuan warga yang telah terlayani di Indonesia, misi ini membawa cinta kasih dalam tindakan nyata tanpa memandang latar belakang agama, etnis, atau budaya. Dra. S. Hartati Murdaya bahkan berperan dalam misi kemanusiaan internasional, termasuk perencanaan strategis pembangunan rumah sakit Indonesia di Myanmar.
Seklilas Latar Belakang OWBA: Sebuah Gerakan untuk Menghargai Perempuan dalam Buddhisme
Penghargaan Outstanding Women in Buddhism Awards (OWBA) berasal dari gagasan dua bhikkhuni, Bhikkhuni Rattanavali dari Thailand dan Bhikkhuni Dr. Lee dari Amerika Serikat, pada Maret 2001 setelah mereka menghadiri dua acara penting:
- Penghargaan Perempuan Berprestasi di Thailand yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian Gender dan Pembangunan
- Pidato oleh Bhikkhuni Dr. Lee di Perserikatan Bangsa-Bangsa di Bangkok dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional pada 8 Maret 2001
Melihat dampak positif dari acara-acara tersebut terhadap peran perempuan, kedua bhikkhuni ini mulai berdiskusi tentang pentingnya mengapresiasi pencapaian perempuan dalam agama Buddha. Ide ini kemudian didukung oleh Dr. Tavivat Puntarigvivat, Direktur Penelitian di World Buddhist University.
Dengan dukungan dari Bhiksuni Kuang Saeng, Kepala Kuil Kuan Yin Bodhisattva di Bangkok, inisiatif ini semakin berkembang. Pada tahun 2002, upacara penghargaan OWBA pertama diadakan di Bangkok. Sejak itu, OWBA menjadi acara tahunan di berbagai negara, termasuk Thailand, Taiwan, dan kini Indonesia.
OWBA dan Hari Perempuan Internasional
OWBA merupakan bagian dari gerakan perempuan global yang bertujuan merayakan keberanian dan dedikasi perempuan dalam sejarah agama Buddha. Acara ini sering kali diadakan bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional PBB, yang diperingati setiap 8 Maret.
Hari Perempuan Internasional adalah kesempatan untuk mengenang perjuangan perempuan dalam memperjuangkan kesetaraan, keadilan, perdamaian, dan pembangunan sejak 1840-an. Melalui OWBA, perempuan dari berbagai latar belakang budaya dan negara berkumpul untuk merayakan pencapaian mereka dan memberikan inspirasi bagi generasi berikutnya.
Hingga kini, hampir 200 perempuan dari 20 negara telah menerima penghargaan OWBA. Melalui penghargaan ini, OWBA terus memberi inspirasi kepada perempuan di seluruh dunia untuk berperan aktif dalam memajukan ajaran Buddha dan mewujudkan dunia yang lebih damai serta adil. Dalam acara itu, 80 Bhiksuni dengan mengenakan jubah kebesaran masing-masing mazab berjalan kaki dari Marga Utama menuju pelataran candi Boprobudur untuk memanjatkan doa dan Pradaksina.
disarikan dari: https://iwmcf.net/award/2025/7
